kesalahan EYD dan perbaikannya
a. Berhasil tidaknya proses belajar mengajar itu tergantung dari beberapa faktor, diantaranya adalah metode pemikiran yang digunakan guru pada saat pengelolaan kegiatan belajar mengajar, dan juga dari siswa yang belajar.
Þ Berhasil tidaknya proses belajar mengajar itu tergantung dari beberapa faktor, diantaranya metode pemikiran yang digunakan guru pada saat pengelolaan kegiatan belajar mengajar dan juga dari siswa yang belajar.
b. Di samping itu, kegiatan praktik dengan protoboard yang disediakan sekolah hanya enam buah, akibatnya aktivitas praktik PKRE ini tidak berjalan lancar.
Þ Disamping itu, kegiatan praktik dengan protoboard yang disediakan sekolah hanya enam buah akibatnya aktivitas praktik PKRE ini tidak berjalan lancar.
c. Selain itu pendidikan nasional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.
Þ Selain itu, pendidikan nasional memiliki fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat.
d. Bentuk satuan pendidikan kejutan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS, merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
Þ Bentuk satuan pendidikan kejutan sebagaimana ditegaskan dalam penjelasan pasal 15 UU SISDIKNAS merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
e. Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha atau industri.
Þ Program produktif bersifat melayani permintaan pasar kerja karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia usaha atau industri.
f. Dengan demikian guru biasa menghargai privasi dari siswa.
Þ Dengan demikian, guru biasa menghargai privasi dari siswa.
g. Pemikiran alat peraga yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, sehingga penggunaan alat peraga menjadi tidak sia – sia.
Þ Pemikiran alat peraga yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga penggunaan alat peraga menjadi tidak sia – sia.
h. Dan hasil penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar sampai pada kesimpulan, bahwa proses dan hasil belajar para siswa menunjukkan perbedaan yang berarti antara pengajaran menggunakan tanpa media dengan pembelajaran menggunakan media.
Þ Dan hasil penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media pengajaran dalam proses belajar mengajar sampai pada kesimpulan bahwa proses dan hasil belajar para siswa menunjukkan perbedaan yang berarti antara pengajaran tanpa menggunakan media dengan pengajaran menggunakan media.
i. Sehingga dengan menggunakan program EWB, guru lebih mudah menjelaskan dari rangkaian yang akan dirakit siswa.
Þ Guru lebih mudah menjelaskan dari rangkaian yang akan dirakit siswa dengan menggunakan program EWB.
j. Tiga pihak tersebut adalah, guru, siswa, dan peneliti sendiri.
Þ Tiga pihak tersebut adalah guru, siswa, dan peneliti sendiri.
k. Guru memulai percakapan ringan dengan siswa sebelum memulai penyajian materi, agar siswa tidak merasa tegang.
Þ Guru memulai percakapan ringan dengan siswa sebelum memulai penyajian materi agar siswa tidak merasa tegang.
l. Meskipun keadaan awal kurang baik, namun karena guru telah melaksanakan aktivitas memberikan materi dengan diselingi metode permainan.
Þ Meskipun keadaan awal kurang baik, guru telah melaksanakan aktivitas memberikan materi dengan diselingi metode permainan.
tugas kata - kata asing
1. Handphone ; Yang berasal dari kata Hand dan Phone, yang bermakna “telepon “genggam.
2. browsing internet : Mencari sesuatu melalui media duni maya.
3. Low-batt : Di mana keadaan baterai mulai melemah.
4. Multivibrator Astable : IC 555 merupakan rangkaian pembangkit pulsa.
5. clock ; yang sering disebut dengan penunjuk waktu (jam) atau timer .
6. data sheet book ; seluruh keadaan data berada dalam 1 dokumen .
7. Proto Board ; yang bermakna papan percobaan.
8. Casing; atau box adalah suatu alat yang biasanya terbuat dari Acliric atau kaca plastik .
9. Charger ; Keadaan telepon genggam yang sedang di isi.
2. browsing internet : Mencari sesuatu melalui media duni maya.
3. Low-batt : Di mana keadaan baterai mulai melemah.
4. Multivibrator Astable : IC 555 merupakan rangkaian pembangkit pulsa.
5. clock ; yang sering disebut dengan penunjuk waktu (jam) atau timer .
6. data sheet book ; seluruh keadaan data berada dalam 1 dokumen .
7. Proto Board ; yang bermakna papan percobaan.
8. Casing; atau box adalah suatu alat yang biasanya terbuat dari Acliric atau kaca plastik .
9. Charger ; Keadaan telepon genggam yang sedang di isi.
tugas daftar pustaka
[1] URL : http://www.alldatasheet.com
[2] URL : http://www.commlinx.com
Anonim, Modul tutorial Praktikum Elektronika Dasar 1, Lab. Elektronika Universitas Gunadarma, Kalimalang, 2006.
[4] Tokheim, Roger L, Elektronika Digital Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 2004.
[5] Malvino, Hanapi Gunawan, Prinsip – prinsip Elektronika Edisi Kedua, Erlangga, Jakarta, 1981.
[6] URL : http://www.futurlec.com/resistor.shtml
[7] Dra. Sonti Manurung, Drs. Ridwan Rusli, dan Drs. Gimin, Teknik Elektronika Edisi Pertama, Angkasa Bandung, Bandung, 1997.
[8] URL : http://www.futurlec.com/dioda.shtml
Tugas kerangka karangan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Telepon selular yang lebih dikenal dengan sebutan ponsel atau handphone yang saat ini telah banyak beredar dengan jaringan GSM (Global Service Mobile) dan jaringan CDMA (Code Division Multiple Access). Merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang wajib dimiliki, selain memudahkan dalam berkomunikasi, ponsel juga dapat membuat jarak dan waktu semakin dekat. Dan mengikuti perkembangan teknologi digital yang semakin maju maka banyak vendor ponsel melakukan banyak perkembangan dalam membuat produk ponsel, dan saat ini ponsel sudah dilengkapi berbagai pilihan fitur, selain bisa menangkap siaran radio, perangkat lunak ini dapat digunakan sebagai pemutar audio, video, kamera digital, game, dan layanan internet seperti GPRS dan 3 G.
GPRS (General Packet Radio Service) layanan yang biasa digunakan pengguna ponsel untuk melakukan browsing internet dengan menggunakan ponsel. 3G (3 Generation) atau ponsel generasi ketiga ini merupakan pengembangan dari 2G yang pada saat itu ponsel hanya dapat digunakan untuk telepon dan berkirim pesan, kemudian berkembang menjadi 2,5G yang dapat mengirim pesan multimedia seperti gambar, video dan suara, hingga berkembang menjadi 3G. 3G adalah salah satu layanan terbaru dari ponsel, dengan layanan ini pengguna ponsel dapat melakukan tatap muka dengan menggunakan ponsel tanpa harus berada di tempat yang sama, dan bahkan saat ini sudah bisa menangkap siaran televisi melalui ponsel. Tapi terkadang para pengguna ponsel lupa bahwa fitur yang ditanamkan pada ponsel membutuhkan daya baterai yang cukup besar agar fitur tersebut tidak sia-sia untuk digunakan, maka ketika daya baterai ponsel habis pengguna ponsel tidak dapat lagi menggunakan ponsel untuk sementara hingga baterai ponsel diisi ulang dan kembali terisi.
Low-batt atau daya baterai menipis merupakan hal yang sudah biasa. Tinggal mencolokkan jack charger ke ponsel lalu baterai ponsel akan kembali terisi. Dikarenakan kesibukan yang seperti tidak ada hentinya terkadang para pengguna ponsel sering lupa.
1.2. Ruang Lingkup
Pada pembahasan ini penulis akan membahas seputar prinsip atau cara kerja rangkaian Pengisi Baterai Ponsel Darurat yaitu mengisi baterai ponsel menggunakan sumber tegangan 5V – 15V DC.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari Penulisan Ilmiah ini ialah membuat sebuah alat yang dapat mempermudah para pengguna ponsel ataupun perangkat elektronika dalam melakukan pengisian. Jadi, tidak perlu lagi bimbang atau takut baterai ponsel habis ketika sedang digunakan.
Dengan alat ini, diharapkan para pengguna ponsel dan perangkat elektronika tidak mengalami keterbatasan dalam melakukan berbagai aktifitas. Selain dapat menghemat waktu, alat ini juga tidak sulit untuk digunakan baik yang awam maupun professional. Walaupun sebenarnya masih banyak lagi cara lain untuk mengisi baterai ponsel tanpa harus menggunakan listrik.
1.4. Metode Penelitian
Dalam menyusun Penulisan Ilmiah ini, penulis menyelesaikan dengan menggunakan beberapa metode :
a. Menguji coba rangkaian pada Protoboard, sebelum pembuatan layout pada PCB, terlebih dahulu rangkaian di uji coba pada Protoboard, seperti pemasangan IC 555, kapasitor, resistor, transistor, potensiometer dan lilitan, guna mendapatkan hasil yang diinginkan.
b. Pembuatan layout pada PCB, setelah uji coba pada Protoboard kemudian pembuatan layout dan dicetak pada PCB dengan menggunakan spidol atau sablon, yaitu dengan cara fotokopi transparan layout dan kemudian dipanaskan dengan menggunakan setrika. Dapat juga dengan menggunakan PCB bolong.
c. Perancangan pada PCB, mulai dari pelarutan PCB, pengeboran, dan pemasangan komponen.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam Penulisan Ilmiah ini terdiri dari beberapa bab dan ditambahkan beberapa sub bab, agar memudahkan pembaca dalam memahami serta mengambil kesimpulan dari pembahasan didalam Penulisan Ilmiah ini. Adapun rincian sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, metode penelitian yang digunakan, serta sistematika yang disajikan dalam penulisan.
BAB II Landasan Teori
Uraian mengenai teori singkat rangkaian Pengisi Baterai Ponsel Darurat akan dibahas dalam bab ini yang mencakup komponen – komponen dan juga fungsinya yang digunakan dalam membuat rangkaian.
BAB III Perancangan dan Implementasi
Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembahasan dalam pembuatan rangkaian Pengisi Baterai Ponsel Darurat berupa rancangan layout input dan output juga cara membuat rangkaian.
BAB IV Uji Coba Rangkaian
Setelah merancang dan membuat rangkaian kemudian pada bab ini membahas tentang uji coba pada rangkaian guna mendapatkan hasil output dengan benar.
BAB V Penutup
Dalam bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Telepon selular yang lebih dikenal dengan sebutan ponsel atau handphone yang saat ini telah banyak beredar dengan jaringan GSM (Global Service Mobile) dan jaringan CDMA (Code Division Multiple Access). Merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang wajib dimiliki, selain memudahkan dalam berkomunikasi, ponsel juga dapat membuat jarak dan waktu semakin dekat. Dan mengikuti perkembangan teknologi digital yang semakin maju maka banyak vendor ponsel melakukan banyak perkembangan dalam membuat produk ponsel, dan saat ini ponsel sudah dilengkapi berbagai pilihan fitur, selain bisa menangkap siaran radio, perangkat lunak ini dapat digunakan sebagai pemutar audio, video, kamera digital, game, dan layanan internet seperti GPRS dan 3 G.
GPRS (General Packet Radio Service) layanan yang biasa digunakan pengguna ponsel untuk melakukan browsing internet dengan menggunakan ponsel. 3G (3 Generation) atau ponsel generasi ketiga ini merupakan pengembangan dari 2G yang pada saat itu ponsel hanya dapat digunakan untuk telepon dan berkirim pesan, kemudian berkembang menjadi 2,5G yang dapat mengirim pesan multimedia seperti gambar, video dan suara, hingga berkembang menjadi 3G. 3G adalah salah satu layanan terbaru dari ponsel, dengan layanan ini pengguna ponsel dapat melakukan tatap muka dengan menggunakan ponsel tanpa harus berada di tempat yang sama, dan bahkan saat ini sudah bisa menangkap siaran televisi melalui ponsel. Tapi terkadang para pengguna ponsel lupa bahwa fitur yang ditanamkan pada ponsel membutuhkan daya baterai yang cukup besar agar fitur tersebut tidak sia-sia untuk digunakan, maka ketika daya baterai ponsel habis pengguna ponsel tidak dapat lagi menggunakan ponsel untuk sementara hingga baterai ponsel diisi ulang dan kembali terisi.
Low-batt atau daya baterai menipis merupakan hal yang sudah biasa. Tinggal mencolokkan jack charger ke ponsel lalu baterai ponsel akan kembali terisi. Dikarenakan kesibukan yang seperti tidak ada hentinya terkadang para pengguna ponsel sering lupa.
1.2. Ruang Lingkup
Pada pembahasan ini penulis akan membahas seputar prinsip atau cara kerja rangkaian Pengisi Baterai Ponsel Darurat yaitu mengisi baterai ponsel menggunakan sumber tegangan 5V – 15V DC.
1.3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari Penulisan Ilmiah ini ialah membuat sebuah alat yang dapat mempermudah para pengguna ponsel ataupun perangkat elektronika dalam melakukan pengisian. Jadi, tidak perlu lagi bimbang atau takut baterai ponsel habis ketika sedang digunakan.
Dengan alat ini, diharapkan para pengguna ponsel dan perangkat elektronika tidak mengalami keterbatasan dalam melakukan berbagai aktifitas. Selain dapat menghemat waktu, alat ini juga tidak sulit untuk digunakan baik yang awam maupun professional. Walaupun sebenarnya masih banyak lagi cara lain untuk mengisi baterai ponsel tanpa harus menggunakan listrik.
1.4. Metode Penelitian
Dalam menyusun Penulisan Ilmiah ini, penulis menyelesaikan dengan menggunakan beberapa metode :
a. Menguji coba rangkaian pada Protoboard, sebelum pembuatan layout pada PCB, terlebih dahulu rangkaian di uji coba pada Protoboard, seperti pemasangan IC 555, kapasitor, resistor, transistor, potensiometer dan lilitan, guna mendapatkan hasil yang diinginkan.
b. Pembuatan layout pada PCB, setelah uji coba pada Protoboard kemudian pembuatan layout dan dicetak pada PCB dengan menggunakan spidol atau sablon, yaitu dengan cara fotokopi transparan layout dan kemudian dipanaskan dengan menggunakan setrika. Dapat juga dengan menggunakan PCB bolong.
c. Perancangan pada PCB, mulai dari pelarutan PCB, pengeboran, dan pemasangan komponen.
1.5. Sistematika Penulisan
Dalam Penulisan Ilmiah ini terdiri dari beberapa bab dan ditambahkan beberapa sub bab, agar memudahkan pembaca dalam memahami serta mengambil kesimpulan dari pembahasan didalam Penulisan Ilmiah ini. Adapun rincian sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, ruang lingkup, tujuan penulisan, metode penelitian yang digunakan, serta sistematika yang disajikan dalam penulisan.
BAB II Landasan Teori
Uraian mengenai teori singkat rangkaian Pengisi Baterai Ponsel Darurat akan dibahas dalam bab ini yang mencakup komponen – komponen dan juga fungsinya yang digunakan dalam membuat rangkaian.
BAB III Perancangan dan Implementasi
Bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembahasan dalam pembuatan rangkaian Pengisi Baterai Ponsel Darurat berupa rancangan layout input dan output juga cara membuat rangkaian.
BAB IV Uji Coba Rangkaian
Setelah merancang dan membuat rangkaian kemudian pada bab ini membahas tentang uji coba pada rangkaian guna mendapatkan hasil output dengan benar.
BAB V Penutup
Dalam bab terakhir ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
tugas jurnal
Shortcut
Aplikasi Komputer Dengan Ucapan
(Speech Shortcut)
sumiarti
Oleh
Meizara Putri Kirana
Abstrak
Dalam jurnal ini, kami akan mengeksplorasi penggunaan voice command ). Dimana untuk membangun voice command tersebut, dibutuhkan speech recognizer. Speech recognizer adalah satu sistem dimana sistem tersebut dapat mengenali ucapan (speech) sehingga user dan sistem dapat berkomunikasi. Hal yang memotivasi kami untuk mengeksplorasi speech recognizer adalah karena penggunaan speech recognizer saat ini belum maksimal, khususnya di Indonesia. Sebagai tambahan, dari hasil eksplorasi tersebut kami membuat sebuah aplikasi yang kami beri nama Myna, dimana aplikasi tersebut digunakan sebagai alternatif perintah masukkan (input command) ke komputer lewat ucapan (dalam hal ini ucapan manusia).
Pengantar
Shortcut adalah sebuah berkas (file) yang memiliki link ke sebuah aplikasi. Pengguna komputer biasanya lebih suka memanggil/mengeksekusi program dengan shortcut dibandingkan dengan mengeksekusi program langsung dari direktori tempat program disimpan, biasanya terletak jauh di dalam sistem berkas komputer (misal “c:\program files\openoffice.org\writer.exe”). Bagi para pemula, shortcut sangat membantu karena bagi mereka mengeksplorasi sistem berkas komputer adalah sesuatu yang sangat asing (terutama di sistem operasi GNU/Linux) dan membingungkan. Sedang bagi yang sudah mahir meski telah familiar dengan sistem berkas pada komputer tetap saja penggunaan shortcut lebih efisien. Shortcut ini dapat berupa icon pada desktop, icon pada desktop toolbar, menu pada start menu, ataupun kombinasi pada keyboard.
Walaupun shotcut dapat membantu penggunaan komputer, tetap saja ada keadaan-keadaan dimana penggunaan shortcut konvensional (shortcut sesuai dengan definisi di atas) tidak efisien. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang menyibukkan tangan dan mata, seperti pengetikan, pengeditan video, pendesainan dll, penggunaan shortcut konvensional cukup mengganggu pekerjaan-pekerjaan tersebut. Misalnya saat sedang mengetik sebuah dokumen, ada sebuah file spreadsheet yang mesti dibuka, sebagai data pendukung pengetikan dokumen tadi. Saat seperti ini file biasanya dibuka dengan membuka program pada tempat aslinya ataupun dengan menggunakan shortcut konvensional. Hal ini tentunya akan cukup mengganggu pekerjaan pengetikkan tadi. Untuk pekerjaan yang tidak diburu waktu, hal seperti ini biasanya bisa ditolerir, tetapi untuk pekerjaan yang dikejar deadline keadaan tersebut sangatlah tidak menguntungkan. Bayangkan saat kita sedang mengerjakan sebuah dokumen penting yang akan dirapatkan setengah jam kemudian. Saat ide-ide penulisan muncul dengan lancarnya di kepala kita, lalu seperti situasi diatas file spreadsheet dibuka dengan cara konvensional. Bisa-bisa ide-ide yang tadinya muncul seperti air yang mengalir, bisa lenyap tak tersisa.
Jika melihat flowchart diatas, perbedaan mendasar antara shortcut konvensional dengan speech shortcut adanlah pada bagian input “Panggil shortcut”, pada shortcut konvensional pemanngilan dilakukan dengan cara mengklik icon atau dengan kombinasi keyboard (misal ctrl+alt+o), sedang pada speech shortcut pemanggilan dilakukan dengan ucapan manusia, misal “jalankan word”.
Kami tidak akan membahas proses pengenalan ucapan terlalu mendetail, sebab ini bukan tujuan paper ini dibuat. Ada 4 langkah dasar dalam proses pengenalan. Setiap langkah akan kami jelaskan secara singkat disini.
Mula-mula, kita mendigitalkan ucapan yang ingin kita kenali, misalnya dengan microphone. Kedua, kita menghitung ciri yang menggambarkan isi domain-spektrum dari ucapan (bagian dengan energi kuat pada frekuensi khusus). Ciri-ciri ini dihitung setiap 10 mili detik, dengan setiap 10 mili detik disebut frame. Ketiga, sebuah neural network (juga disebut ANN, multi-layer perceptron atau MLP) digunakan untuk mengklasifikasi sekumpulan ciri tadi menjadi kategori yang didasarkan pada fonetis pada setiap frame untuk menentukan kata yang paling mirip dengan yang diucapkan.
Selain itu, dimungkinkan juga untuk menganalisa hasil dengan melihat skor keyakinan yang kita punya pada kata dengan skor tertinggi. Kata bisa ditolak sebagai diluar perbendaharaan jika skor kepercayaan jauh dibawah ambang batas yang ditentukan sebelumnya. Nilai keyakinan selalu di hitung dengan peralatan CSLU (Center for Spoken Language Understanding) selama pengenalan ucapan, tetapi sekarang ini kita tidak menggunakan peralatan CSLU untuk pengenalan ucapan secara umum.
Speech Shortcut
Speech shortcut adalah suatu shortcut yang memanfaatkan ucapan manusia (human speech) untuk memanggil sebuah aplikasi, bukan dengan mengklik icon atau kombinasi keyboard misalnya. Sebelum membahas lebih jauh mengenai speech shortcut, lebih baik kita bahas lebih dahulu tentang kelebihan penggunaan suara.
Menurut penelitian, sebagian besar hidup manusia dihabiskan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain (yang tentunya dengan suara), dari riset yang dilakukan pada pegawai kantor ditemukan bahwa 60%-85% dari waktu mereka bekerja, dihabiskan untuk berkomunikasi antar sesama pegawai. Bicara adalah hal yang lebih natural daripada menulis atau membaca, kita tahu cara untuk berbicara lebih dahulu daripada cara untuk menulis atau membaca. Bicara juga lebih efisien dibanding menulis atau mengetik. Orang dapat berbicara sepuluh kali lebih cepat dibandingkan dengan menulis dan lima kali lebih cepat dibandingkan dengan mengetik.
Speech shortcut bisa mengatasi atau paling tidak mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh masalah pengeksekusian aplikasi dengan shortcut konvensional di atas. Dengan memanggil aplikasi melalui ucapan, aktivitas yang sedang kita kerjakan tidak akan terganggu.
Jika menghadapi masalah seperti di atas, dimana kita sedang mengetik sebuah dokumen dan harus membuka sebuah aplikasi penting. Kita tinggal membuat speech shortcut untuk aplikasi tersebut dan tinggal memanggilnya dengan ucapan. Misal bila aplikasi “OpenOffice.org Spreadsheet” yang ingin dibuka, kita tinggal membuat speech shortcut dengan kata kunci “office” ataupun “spreadsheet”.
Myna, Aplikasi Speech Shortcut
Pada paper ini, kami akan memperkenalkan aplikasi yang dapat memberi gambaran tentang penggunaan speech shortcut. Kami menyebutnya Myna, diambil dari kosa kata bahasa Inggris yang artinya burung Beo. Myna dibangun menggunakan mesin Microsoft Speech To Text & Speech Recognizer serta bahasa pemrogramman Java dengan memanfaatkan API javax.speech yang menggunakan library ) TalkingJava SDK buatan CloudGarden, sedang untuk penyimpanan data-data program digunakan database open source ) MySQL.
Myna menyediakan 4 (empat) layanan perintah untuk mengolah database grammar speech shortcut, yaitu:
1. Add Grammar, digunakan untuk membuat speech shortcut.
2. Update Grammar, digunakan untuk mengubah ucapan pada speech shortcut yang telah ada di database.
3. Update Command, digunakan untuk mengubah perintah/aplikasi pada speech shortcut yang telah ada di database.
4. Delete Gramar, digunakan untuk menghapus speech shortcut yang ada di database.
Berikut ini merupakan tampilan pembuka Myna. Dengan sebuah menubar dan sebuah text area, Myna memang terlihat sangat simpel tapi hal tersebut tidaklah mengurangi fitur-fiturnya.
Untuk saat ini, Myna hanya mendukung spelling bahasa Inggris, sedang untuk spelling bahasa Indonesia masih dalam tahap pengembangan. Selama pembuatan dan pengeksekusian speech shortcut, Myna harus dijalankan terlebih dahulu. Ucapan–ucapan speech shortcut pada Myna haruslah unik atau tidak boleh ada yang sama.
Myna dapat berjalan secara background, maksudnya walaupun user sedang bekerja dengan aplikasi selain Myna, Myna tetap dapat digunakan untuk pemanggilan speech shortcut.
Pembuatan dan pengeksekusian speech shortcut ditangani sepenuhnya oleh Myna. Untuk membuat speech shortcut, user tinggal mengucapkan “add grammar” , setelah itu secara otomatis dialog “add grammar” akan tampil, seperti pada gambar 5. Pada dialog tersebut user diharuskan memasukkan command (aplikasi yang ingin dijalankan/dieksekusi), kemudian kata unik yang ingin diucapkan serta kata alternative,(optional) misalnya please, run atau yang lainnya. Jika sudah user tinggal mengucapkan “ok” atau menekan tombol ok, setelah itu speech shortcut sudah bisa digunakan. Selama dialog pada Myna muncul (misal dialog “add grammar”) maka speech shortcut tidak akan dapat dieksekusi.
Untuk menanganni perubahan pada pemakaian speech shortcut, Myna menyediakan fasilitas update. Fasilitas update ini terdiri atas dua jenis yaitu: update grammar untuk meng-update kata speech shortcut (kata unik) dan update command untuk meng-update command (aplikasi yang ingin dijalankan).
untuk pemanggilannya, user tinggal mengucapkan “update grammar” atau ”update grammar please” secara otomatis Myna akan menampilkan dialog seperti yang terlihat di gambar 6, sedang untuk membuka dialog yang terlihat di gambar 7, cukup dengan mengucapkan “update command” atau ”update comamnd please”, penggunannya hampir sama dengan dialog ”add grammar” tadi. Untuk mengupadate kata, user diharuskan memasukkan command yang ingin diganti katanya, lalu memasukkan kata dan kata alternatif pengganti, setelah selesai tinggal mengucapkan “update” atau menekan tombol update. Untuk meng-update command, user diharuskan memasukkan kata yang akan diganti command/programnya, setelah memasukkan command pengganti lalu mengucapkan “update” atau menekan tombol update, setelah itu speech shortcut tadi akan ter-update.
Penghapusan speech shortcut dapat dilakukan dengan mengucapkan ”hapus grammar” atau “hapus grammar please” (dengan spelling English). Setelah dialog seperti
terlihat pada gambar 8 muncul, user tinggal memasukkan kata kunci yang bisa dipilih, apakah itu berupa kata, command/program yang dipanggil, atau kata alternatifnya, setelah diisi user tinggal mengucapkan kata “Ok” atau menekan tombol ok.
Semua dialog di atas, baik itu dialog menambah, menghapus, ataupun meng-update grammar, dapat dibatalkan pemanggilannya dengan mengucapkan “cancel” atau “exit”.
Pengaplikasian Myna
Myna dapat digunakan untuk banyak hal karena Myna hanya sebagai shortcut ke aplikasi lain. Misal bagi anda yang mempunyai rutinitas pemanggilan aplikasi yang sama setiap harinya (misalnya OpenOffice.org writer) anda bisa mempermudah pemaggilan dengan speech shortcut dengan ucapan “writer” lalu secara otomatis OpenOffice.org writer akan dipanggil. Rutinitas lainnya seperti membuka file explorer atau file browser dapat dipersingkat dengan speech shortcut, sehingga setiap kali anda ingin mecari file lewat explorer anda tinggal mengucapkan “explorer” lalu window explorer pun muncul.
Penggunaan lainnya misalnya anda sedang membuat suatu artikel, lalu anda ingin mendengarkan musik, dengan tangan tetap mengetik di keyboard anda tinggal mengucapkan “music” pada microphone lalu music player kesayangan anda pun akan segera muncul.
Bahkan Myna pun dapat digunakan untuk menutup aplikasi yang sedang berjalan, misal anda sudah selesai mengetik di OpenOffice.org writer, anda tinggal mengucapkan “close writer”, lalu OpenOffice.org writer pun ditutup tanpa harus mengklik icon close.
Selain itu Myna juga dapat mematikan dan merestart komputer, dengan membuat speech shortcut untuk shutdown atau reboot komputer, anda bisa dengan mudah mematikan komputer misal dengan ucapan “shutdown” atau “restart”.
Tidak hanya itu saja, dengan sedikit kreatifitas anda, anda dapat membuat file batch atau shell script untuk meng-copy seluruh isi disket atau membuat backupnya ke dalam harddisk anda, hanya dengan mengucapkan “backup please” misalnya. Jika anda pengguna GNU/Linux anda akan bisa lebih banyak bereksperimen dengan speech shortcut.
DaftarPustaka
[1] Suparman. Mengenal Artificial Intelligence. Andi Offset, Yogyakarta, 1991.
[2] J-P. Hosom, R. Cole dan M. Fanty. Speech Recognition Using Neural Networks at the Center for Spoken Language Understanding. Oregon Graduate Institue of Science and Technology, Oregon, 1999.
[3] Augmenting Conversation Using Dual-Purpose Speech
[4] Talking with Your Computer
[5] FAQ speech
(Speech Shortcut)
sumiarti
Oleh
Meizara Putri Kirana
Abstrak
Dalam jurnal ini, kami akan mengeksplorasi penggunaan voice command ). Dimana untuk membangun voice command tersebut, dibutuhkan speech recognizer. Speech recognizer adalah satu sistem dimana sistem tersebut dapat mengenali ucapan (speech) sehingga user dan sistem dapat berkomunikasi. Hal yang memotivasi kami untuk mengeksplorasi speech recognizer adalah karena penggunaan speech recognizer saat ini belum maksimal, khususnya di Indonesia. Sebagai tambahan, dari hasil eksplorasi tersebut kami membuat sebuah aplikasi yang kami beri nama Myna, dimana aplikasi tersebut digunakan sebagai alternatif perintah masukkan (input command) ke komputer lewat ucapan (dalam hal ini ucapan manusia).
Pengantar
Shortcut adalah sebuah berkas (file) yang memiliki link ke sebuah aplikasi. Pengguna komputer biasanya lebih suka memanggil/mengeksekusi program dengan shortcut dibandingkan dengan mengeksekusi program langsung dari direktori tempat program disimpan, biasanya terletak jauh di dalam sistem berkas komputer (misal “c:\program files\openoffice.org\writer.exe”). Bagi para pemula, shortcut sangat membantu karena bagi mereka mengeksplorasi sistem berkas komputer adalah sesuatu yang sangat asing (terutama di sistem operasi GNU/Linux) dan membingungkan. Sedang bagi yang sudah mahir meski telah familiar dengan sistem berkas pada komputer tetap saja penggunaan shortcut lebih efisien. Shortcut ini dapat berupa icon pada desktop, icon pada desktop toolbar, menu pada start menu, ataupun kombinasi pada keyboard.
Walaupun shotcut dapat membantu penggunaan komputer, tetap saja ada keadaan-keadaan dimana penggunaan shortcut konvensional (shortcut sesuai dengan definisi di atas) tidak efisien. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang menyibukkan tangan dan mata, seperti pengetikan, pengeditan video, pendesainan dll, penggunaan shortcut konvensional cukup mengganggu pekerjaan-pekerjaan tersebut. Misalnya saat sedang mengetik sebuah dokumen, ada sebuah file spreadsheet yang mesti dibuka, sebagai data pendukung pengetikan dokumen tadi. Saat seperti ini file biasanya dibuka dengan membuka program pada tempat aslinya ataupun dengan menggunakan shortcut konvensional. Hal ini tentunya akan cukup mengganggu pekerjaan pengetikkan tadi. Untuk pekerjaan yang tidak diburu waktu, hal seperti ini biasanya bisa ditolerir, tetapi untuk pekerjaan yang dikejar deadline keadaan tersebut sangatlah tidak menguntungkan. Bayangkan saat kita sedang mengerjakan sebuah dokumen penting yang akan dirapatkan setengah jam kemudian. Saat ide-ide penulisan muncul dengan lancarnya di kepala kita, lalu seperti situasi diatas file spreadsheet dibuka dengan cara konvensional. Bisa-bisa ide-ide yang tadinya muncul seperti air yang mengalir, bisa lenyap tak tersisa.
Jika melihat flowchart diatas, perbedaan mendasar antara shortcut konvensional dengan speech shortcut adanlah pada bagian input “Panggil shortcut”, pada shortcut konvensional pemanngilan dilakukan dengan cara mengklik icon atau dengan kombinasi keyboard (misal ctrl+alt+o), sedang pada speech shortcut pemanggilan dilakukan dengan ucapan manusia, misal “jalankan word”.
Kami tidak akan membahas proses pengenalan ucapan terlalu mendetail, sebab ini bukan tujuan paper ini dibuat. Ada 4 langkah dasar dalam proses pengenalan. Setiap langkah akan kami jelaskan secara singkat disini.
Mula-mula, kita mendigitalkan ucapan yang ingin kita kenali, misalnya dengan microphone. Kedua, kita menghitung ciri yang menggambarkan isi domain-spektrum dari ucapan (bagian dengan energi kuat pada frekuensi khusus). Ciri-ciri ini dihitung setiap 10 mili detik, dengan setiap 10 mili detik disebut frame. Ketiga, sebuah neural network (juga disebut ANN, multi-layer perceptron atau MLP) digunakan untuk mengklasifikasi sekumpulan ciri tadi menjadi kategori yang didasarkan pada fonetis pada setiap frame untuk menentukan kata yang paling mirip dengan yang diucapkan.
Selain itu, dimungkinkan juga untuk menganalisa hasil dengan melihat skor keyakinan yang kita punya pada kata dengan skor tertinggi. Kata bisa ditolak sebagai diluar perbendaharaan jika skor kepercayaan jauh dibawah ambang batas yang ditentukan sebelumnya. Nilai keyakinan selalu di hitung dengan peralatan CSLU (Center for Spoken Language Understanding) selama pengenalan ucapan, tetapi sekarang ini kita tidak menggunakan peralatan CSLU untuk pengenalan ucapan secara umum.
Speech Shortcut
Speech shortcut adalah suatu shortcut yang memanfaatkan ucapan manusia (human speech) untuk memanggil sebuah aplikasi, bukan dengan mengklik icon atau kombinasi keyboard misalnya. Sebelum membahas lebih jauh mengenai speech shortcut, lebih baik kita bahas lebih dahulu tentang kelebihan penggunaan suara.
Menurut penelitian, sebagian besar hidup manusia dihabiskan untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain (yang tentunya dengan suara), dari riset yang dilakukan pada pegawai kantor ditemukan bahwa 60%-85% dari waktu mereka bekerja, dihabiskan untuk berkomunikasi antar sesama pegawai. Bicara adalah hal yang lebih natural daripada menulis atau membaca, kita tahu cara untuk berbicara lebih dahulu daripada cara untuk menulis atau membaca. Bicara juga lebih efisien dibanding menulis atau mengetik. Orang dapat berbicara sepuluh kali lebih cepat dibandingkan dengan menulis dan lima kali lebih cepat dibandingkan dengan mengetik.
Speech shortcut bisa mengatasi atau paling tidak mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh masalah pengeksekusian aplikasi dengan shortcut konvensional di atas. Dengan memanggil aplikasi melalui ucapan, aktivitas yang sedang kita kerjakan tidak akan terganggu.
Jika menghadapi masalah seperti di atas, dimana kita sedang mengetik sebuah dokumen dan harus membuka sebuah aplikasi penting. Kita tinggal membuat speech shortcut untuk aplikasi tersebut dan tinggal memanggilnya dengan ucapan. Misal bila aplikasi “OpenOffice.org Spreadsheet” yang ingin dibuka, kita tinggal membuat speech shortcut dengan kata kunci “office” ataupun “spreadsheet”.
Myna, Aplikasi Speech Shortcut
Pada paper ini, kami akan memperkenalkan aplikasi yang dapat memberi gambaran tentang penggunaan speech shortcut. Kami menyebutnya Myna, diambil dari kosa kata bahasa Inggris yang artinya burung Beo. Myna dibangun menggunakan mesin Microsoft Speech To Text & Speech Recognizer serta bahasa pemrogramman Java dengan memanfaatkan API javax.speech yang menggunakan library ) TalkingJava SDK buatan CloudGarden, sedang untuk penyimpanan data-data program digunakan database open source ) MySQL.
Myna menyediakan 4 (empat) layanan perintah untuk mengolah database grammar speech shortcut, yaitu:
1. Add Grammar, digunakan untuk membuat speech shortcut.
2. Update Grammar, digunakan untuk mengubah ucapan pada speech shortcut yang telah ada di database.
3. Update Command, digunakan untuk mengubah perintah/aplikasi pada speech shortcut yang telah ada di database.
4. Delete Gramar, digunakan untuk menghapus speech shortcut yang ada di database.
Berikut ini merupakan tampilan pembuka Myna. Dengan sebuah menubar dan sebuah text area, Myna memang terlihat sangat simpel tapi hal tersebut tidaklah mengurangi fitur-fiturnya.
Untuk saat ini, Myna hanya mendukung spelling bahasa Inggris, sedang untuk spelling bahasa Indonesia masih dalam tahap pengembangan. Selama pembuatan dan pengeksekusian speech shortcut, Myna harus dijalankan terlebih dahulu. Ucapan–ucapan speech shortcut pada Myna haruslah unik atau tidak boleh ada yang sama.
Myna dapat berjalan secara background, maksudnya walaupun user sedang bekerja dengan aplikasi selain Myna, Myna tetap dapat digunakan untuk pemanggilan speech shortcut.
Pembuatan dan pengeksekusian speech shortcut ditangani sepenuhnya oleh Myna. Untuk membuat speech shortcut, user tinggal mengucapkan “add grammar” , setelah itu secara otomatis dialog “add grammar” akan tampil, seperti pada gambar 5. Pada dialog tersebut user diharuskan memasukkan command (aplikasi yang ingin dijalankan/dieksekusi), kemudian kata unik yang ingin diucapkan serta kata alternative,(optional) misalnya please, run atau yang lainnya. Jika sudah user tinggal mengucapkan “ok” atau menekan tombol ok, setelah itu speech shortcut sudah bisa digunakan. Selama dialog pada Myna muncul (misal dialog “add grammar”) maka speech shortcut tidak akan dapat dieksekusi.
Untuk menanganni perubahan pada pemakaian speech shortcut, Myna menyediakan fasilitas update. Fasilitas update ini terdiri atas dua jenis yaitu: update grammar untuk meng-update kata speech shortcut (kata unik) dan update command untuk meng-update command (aplikasi yang ingin dijalankan).
untuk pemanggilannya, user tinggal mengucapkan “update grammar” atau ”update grammar please” secara otomatis Myna akan menampilkan dialog seperti yang terlihat di gambar 6, sedang untuk membuka dialog yang terlihat di gambar 7, cukup dengan mengucapkan “update command” atau ”update comamnd please”, penggunannya hampir sama dengan dialog ”add grammar” tadi. Untuk mengupadate kata, user diharuskan memasukkan command yang ingin diganti katanya, lalu memasukkan kata dan kata alternatif pengganti, setelah selesai tinggal mengucapkan “update” atau menekan tombol update. Untuk meng-update command, user diharuskan memasukkan kata yang akan diganti command/programnya, setelah memasukkan command pengganti lalu mengucapkan “update” atau menekan tombol update, setelah itu speech shortcut tadi akan ter-update.
Penghapusan speech shortcut dapat dilakukan dengan mengucapkan ”hapus grammar” atau “hapus grammar please” (dengan spelling English). Setelah dialog seperti
terlihat pada gambar 8 muncul, user tinggal memasukkan kata kunci yang bisa dipilih, apakah itu berupa kata, command/program yang dipanggil, atau kata alternatifnya, setelah diisi user tinggal mengucapkan kata “Ok” atau menekan tombol ok.
Semua dialog di atas, baik itu dialog menambah, menghapus, ataupun meng-update grammar, dapat dibatalkan pemanggilannya dengan mengucapkan “cancel” atau “exit”.
Pengaplikasian Myna
Myna dapat digunakan untuk banyak hal karena Myna hanya sebagai shortcut ke aplikasi lain. Misal bagi anda yang mempunyai rutinitas pemanggilan aplikasi yang sama setiap harinya (misalnya OpenOffice.org writer) anda bisa mempermudah pemaggilan dengan speech shortcut dengan ucapan “writer” lalu secara otomatis OpenOffice.org writer akan dipanggil. Rutinitas lainnya seperti membuka file explorer atau file browser dapat dipersingkat dengan speech shortcut, sehingga setiap kali anda ingin mecari file lewat explorer anda tinggal mengucapkan “explorer” lalu window explorer pun muncul.
Penggunaan lainnya misalnya anda sedang membuat suatu artikel, lalu anda ingin mendengarkan musik, dengan tangan tetap mengetik di keyboard anda tinggal mengucapkan “music” pada microphone lalu music player kesayangan anda pun akan segera muncul.
Bahkan Myna pun dapat digunakan untuk menutup aplikasi yang sedang berjalan, misal anda sudah selesai mengetik di OpenOffice.org writer, anda tinggal mengucapkan “close writer”, lalu OpenOffice.org writer pun ditutup tanpa harus mengklik icon close.
Selain itu Myna juga dapat mematikan dan merestart komputer, dengan membuat speech shortcut untuk shutdown atau reboot komputer, anda bisa dengan mudah mematikan komputer misal dengan ucapan “shutdown” atau “restart”.
Tidak hanya itu saja, dengan sedikit kreatifitas anda, anda dapat membuat file batch atau shell script untuk meng-copy seluruh isi disket atau membuat backupnya ke dalam harddisk anda, hanya dengan mengucapkan “backup please” misalnya. Jika anda pengguna GNU/Linux anda akan bisa lebih banyak bereksperimen dengan speech shortcut.
DaftarPustaka
[1] Suparman. Mengenal Artificial Intelligence. Andi Offset, Yogyakarta, 1991.
[2] J-P. Hosom, R. Cole dan M. Fanty. Speech Recognition Using Neural Networks at the Center for Spoken Language Understanding. Oregon Graduate Institue of Science and Technology, Oregon, 1999.
[3] Augmenting Conversation Using Dual-Purpose Speech
[4] Talking with Your Computer
[5] FAQ speech